Dalam
Al-Qur'an disebutkan :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. 21 Al Anbiyaa' 107)
Menurut
ayat di atas nabi adalah penebari rahmat (kasih sayang) tidak hanya pada
manusia tapi untuk seluruh mahluk yang ada di alam semesta ini.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya menegaskan :
رُؤِيَ
اْلغَزَالِيْ فِى النَّوْمِ فَقِيْلَ لَهُ : مَا فَعَلَ اللهُ بِكَ؟ فَقَالَ :
أَوْقَفَنِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَقَالَ لِيْ : بِمَ قَدِمْتَ عَلَيَّ؟ فَصِرْتُ
أَذْكُرُ أَعْمَالِيْ، فَقَالَ : لَمْ أَقْبلْهَا، وَإِنَّمَا قَبِلْتُ مِنْكَ
ذَّاتَ يَوْمٍ نَزَلَتْ ذُبَابَةٌ عَلَى مِدَادِ قَلَمِكَ لِتَشْرَبَ مِنْهُ
وَأَنْتَ تَكْتُبُ فَتَرَكْتَ الْكِتَابَةَ حَتَّى أَخَدْتَ حَظَّهَا رَحْمَةَ
بِهَا، ثُمَّ قَالَ تَعَالَى : اِمْضُوْا بِعَبْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ.
Imam Al-Ghazali pernah dimimpikan oleh seseorang, beliau ditanya :
Bagaimana perlakuan Allah terhadap tuan. Beliau menjawab : Allah swt membawaku
ke hadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku : Lantaran apa Aku membawamu ke
sisi-Ku? Aku pun menyebutkan berbagai perbuatanku. Dia berfirman : Aku tidak
menerimanya, sesungguhnya yang Aku terima darimu adalah pada suatu hari ada
seekor lalat hinggap pada wadah tintamu untuk meminumnya, padahal kamu sedang
menulis, lalu kamu menghentikan tulisanmu hingga lalat itu selesai minumnya,
kamu lakukan hal itu karena kasihan terhadap lalat tersebut. Kemudian Allah
memerintahkan : Bawalah hamba-Ku ini ke surga. (KItab Nashaihul Ibad, halaman 8)
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya menegaskan :
سُئِلَ
الشِّبْلِيُّ بَعْدَ مَوْتِهِ عَنْ حَلِهِ فِى الْمَنَامِ، فَقَالَ : قَالَ اللهُ
تَعَالَ لِيْ : يَا أَبَا بَكْرٍ : أَتَدْرِيْ بِمَ غَفَرْتُ لَكَ؟ قُلْتُ :
بِصَالِحِ عَمَلِيْ، قَالَ : لَا. قُلْتُ : بِإِخْلَاصِ عُبُوْدِيَّتِيْ، قَالَ :
لَا. قُلْتُ : بِحَجِّيْ وَ صَوْمِيْ وَ صَلَاتِيْ، قَالَ : لَا. قُلْتٌ :
بِهِجْرَتِيْ لِلصَّالِحِيْنَ وَ لِطَلَبِ الْعِلْمِ، قَالَ : لَا. قُلْتُ :
إِلَهِيْ فَبِمَ؟ فَقَالَ تَعَالَى : أَتَذْكُرُ حِيْنَ كُنْتَ تَمْشِيْ فىِ
دَرْبِ بَغْدَادَ فَوَجَدْتَ هِرَّةَ صَغِيْرَةَ قَدْ أَضْعَفَهَا اْلبَرْدُ وَ هِيَ
تَنْزَوِىْ مِنْ شِدَّتِهِ، فَأَخَدْتَهَا رَحْمَةً لَهَا وَ أضدْخَلْتَهَا فِى
فَرْوٍ كَانَ عَلَيِكَ وِقَايَةً لَهَا؟ فَقُلْتُ : نَعَمْ، فَقَالَ تَعَالَى :
بِرَحْمَتِكَ لِتِلْكَ الْهِرَّةِ رَحِمْتُكَ.
Setelah Imam
Asy-Syibli wafat, pernah dalam suatu impian ditanyai tentang keadaan nasib
dirinya. Beliau menjelaskan dan katanya : Allah menanyai aku dengan firman-Nya
: Wahai Abu Bakar (nama asli Imam Syibli), mengapa Aku mengampunimu? Aku pun
menjawab : Dengan amal shalihku. Allah berfirman : Bukan. Lalu aku berkata :
Dengan keikhlasan ibadahku. Allah berfirman : Tidak juga. Aku berkata : Dengan
haji, puasa dan shalatku. Allah berfirman : Juga bukan. Aku berkata : Dengan
bepergianku kepada orang shalih dan mencari ilmu. Allah berfirman : Tidak.
Kemudian aku ganti bertanya : Oh, Tuhanku, lantas dengan apakah itu? Allah
berfirman : Ingatkah kamu di kala tengah berjalan menelusuri kota
Baghdad , lalu
kamu menemukan seekor kucing kecil yang tidak berdaya lantaran menggigil
kedinginan, kemudian karena kasihan kamu pungut ia dan kamu selamatkan di dalam
kehangatan jubah tebalmu itu? Aku pun menjawab : Benar Tuhan, aku ingat. Allah
pun berfirman lagi : Lantaran kasih sayangmu terhadap kucing itu, Aku pun kasih
sayang padamu. (KItab Nashaihul Ibad, halaman 16)
Dengan
melihat cerita di atas, Imam Al-Ghazali dan Imam Asy-Syibli memberikan kasih
sayangnya kepada seekor lalat dan kucing kecil saja, maka Allah memberi rahmat
(kasih sayang) kepada beliau berdua, padahal yang diberi kasih sayang itu hanya
binatang, apalagi kalau pada manusia yang notabenya adalah makhluk yang
sempurna.
Jadi kalau kita mau menebar kasih sayang
di bumi, maka yang ada di langit akan membalas kasih sayang kepada kita. hal
ini ditegaskan dalam hadits :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَمَنْ
وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللهُ
وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللهُ
Dari Abdullah bin Amr ia berkata, Rasulullah saw bersabda :
Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah
kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi
kalian. Lafazh Ar-Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar
-Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan
menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barang siapa yang memutus tali
silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya). (H. R. Tirmidzi no. 2049,
Ahmad no. 6650 dan lainnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar